Pengaruh Globalisasi Terhadap
Akhlak atau Perilaku Pelajar.
GLOBALISASI
M A K A L A H
Dianjurkan
sebagai :
Naskah tugas terakhir semester
genap mata pelajaran
Pendidikan Kewarga Negaraan
Oleh
:
M. Taufan Pramono
Kelas XII IPA II
Sekolah Menengah Atas Negeri 1
Kota Tidore Kepulauan
Lembar Pengesahan
Makalah Ini
Telah di seujui oleh guru biang studi Pendidikan Kewarga Negaraan
Tidore, 17 Maret 2012 M
Guru Bidang
Studi
Pendidikan
Kewarga Negaraan
Nurlailah
Kasim S.Pd
NIP : 19760214
200501 2 018
ABSTRAK
Kajian
dalam penulisan ini membahas dan membuktikan bahwa media-media yang terdapat
dalam globalisai sangat berdampak negative pada perilaku, mental, sikap dan
akhlak para pelajar pada zaman ini. Walaupun berdampak buruk, globalisasi juga
berdampak positif, yaitu penyesuaian individu pada perkembangan zaman,
pengambilan informasi, komunikasi adalah salah saru dampak positif yang berada
pada zaman Globalisasi ini.
Makalah
ini disajikan dalam bentuk deskriptf yakni meneliti data dari sumber denggan
masalah yang dibahas, baik data tersebut berada di perpustakaan maupun
tulisan-tuliasn buku. Adapun sumber yan dibutuhkan adalah sumber data primer
dan data sekunder, serta buku-bukudan tulisan-tulisan yang dianggap memiliki
relevansinya dengan masalah yang dibahas.
KATA PENGANTAR
Puji
syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas ‘nayah dan
hidayah-nya yang telah deberikan, sehingga peulis dapat menyelesaikan makalah
ini. Shalawat dan salam penulis kirimkan buat baginda rasulullah Muhammad SAW,
keluarga, sahabat, dan para pengikutnya sekalian .
Makalah
ini disusun sebagai naskah tugas akhir Pendidikan Kewarga Negaraan dalam
perjalanan penulis menempuh studi di SMA N 1 Kota Tidore Kepulauan. Yang selama
dua tahun menjadi sahabat dan mengisi bagian dari perjalanan hidup penulis yang
tak terlupakan. Walaupun dengan susah payah akhirnya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.
Penulis
sadari bahwa perjuangan penulis dalam pembuatan makalah ini bukan hanya usaha
penulis saja, tetapi banyak dukungan dari berbaiagi pihak baik moril maupun spiritual
yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
banyak terima kasih yang setulusnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung demi menunjang
kegiatan akademik penils selama ini terutama kepada yang terhormat :
1.
Ibu Nurlailah
kasim S.Pd yang telah memberkan spirit dan pengetahuan yang luar biasa. Pendampingan,
Orang tua luar biasa penulis ketika diluar sekolah.
2.
Bapak Ahmad
Lahi, yang telah membimbing dan memberika support yang luar biasa arahan demi
kami.
3.
Teman-teman AFC
yang selalu mendukung, saran krtitik penulis ucapkan terima kasih karena dengan
keritikan itulah insya Allah makalah ini Menjadi Sempurna.
4.
Orang Tua
Tercinta Terutama Mama, yang selalu disampingku saat ku membutuhkan, yang
selalu memberikan bantuan moril dan psikis. Penyemangatku saat putus asa. Ayah,
Motivator terkeras dalam perjalanan hidup dan pembuatan tugas ini
5.
Dan Dinda IPM,
terimakasih atas informasinya lewat Blognya.
6.
Dan adik
Tersayang Istiqamah Pramono yang telah memberikan support yang cukup besar,
terimakasih.
Penulis
juga sadari bahawa tulisan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu krtitik maupun saran adalah sesuatu yang penting bagi keberlanjutan dan
penyempurnaan karya tulis ilmiah ini.
Semoga
karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat dan menjadi referensi yang baik bagi
kita semua. Amiin.
Tidore, 15 Maret
2012
Penyusun,
Mohammad Taufan Pramono
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Globalisasi adalah suatu
fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat
global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi
informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi
ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi
menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab,
dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan.
Globalisasi sendiri
merupakan sebuah istilah yang muncul sekitar dua puluh tahun yang lalu, dan
mulai begitu populer sebagai ideologi baru sekitar lima atau sepuluh tahun
terakhir. Sebagai istilah, globalisasi begitu mudah diterima atau dikenal
masyarakat seluruh dunia. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai
dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu
mengubah dunia secara mendasar. Globalisasi sering diperbincangkan oleh banyak
orang, mulai dari para pakar ekonomi, sampai penjual iklan. Dalam kata
globalisasi tersebut mengandung suatu pengetian akan hilangnya satu situasi
dimana berbagai pergerakan barang dan jasa antar negara diseluruh dunia dapat
bergerak bebas dan terbuka dalam perdagangan. Dan dengan terbukanya satu negara
terhadap negara lain, yang masuk bukan hanya barang dan jasa, tetapi juga
teknologi, pola konsumsi, pendidikan, nilai budaya dan lain-lain.
Konsep akan globalisasi
menurut Robertson (1992), mengacu pada penyempitan dunia secara insentif dan peningkatan
kesadaran kita akan dunia, yaitu semakin meningkatnya koneksi global dan
pemahaman kita akan koneksi tersebut. Di sini penyempitan dunia dapat dipahami
dalam konteks institusi modernitas dan intensifikasi kesadaran dunia dapat
dipersepsikan refleksif dengan lebih baik secara budaya.
Globalisasi memiliki banyak penafsiran dari
berbagai sudut pandang. Sebagian orang menafsirkan globalisasi sebagai proses
pengecilan dunia atau menjadikan dunia sebagaimana layaknya sebuah perkampungan
kecil. Sebagian lainnya menyebutkan bahwa globalisasi adalah upaya penyatuan
masyarakat dunia dari sisi gaya hidup, orientasi, dan budaya. Pengertian lain
dari globalisasi seperti yang dikatakan oleh Barker (2004) adalah bahwa
globalisasi merupakan koneksi global ekonomi, sosial, budaya dan politik yang
semakin mengarah ke berbagai arah di seluruh penjuru dunia dan merasuk ke dalam
kesadaran kita.
Produksi global atas
produk lokal dan lokalisasi produk global Globalisasi adalah proses dimana
berbagai peristiwa, keputusan dan kegiatan di belahan dunia yang satu dapat
membawa konsekuensi penting bagi berbagai individu dan masyarakat di belahan
dunia yang lain.(A.G. Mc.Grew, 1992).
Proses perkembangan globalisasi pada awalnya
ditandai kemajuan bidang teknologi informasi dan komunikasi. Bidang tersebut
merupakan penggerak globalisasi. Dari kemajuan bidang ini kemudian mempengaruhi
sektor-sektor lain dalam kehidupan, seperti bidang politik, ekonomi, sosial,
budaya dan lain-lain. Contoh sederhana dengan teknologi internet, parabola dan
TV, orang di belahan bumi manapun akan dapat mengakses berita dari belahan
dunia yang lain secara cepat. Hal ini akan terjadi interaksi antar masyarakat
dunia secara luas, yang akhirnya akan saling mempengaruhi satu sama lain,
terutama pada Pelajar dalam kehidupan sehari-hari, seperti budaya berpakaian,
gaya rambut dan sebagainya.
2.1
RUMUSAN MASALAH
Untuk menfokuskan permasalahan dan mempermudah
pembahsan objek kajian yang akan dilakukan, makan pembatasan masalah dirumuskan
sebagai berikut :
1.
Apa itu Akhlak
atau Perilaku ?
2.
Apa dampak
globalisasi terhadap Akhlak atau Perilaku Pelajar ?
3.
Bagaimana cara
untuk mengurangi dampak negatif globalisasi terhadap Akhlak atau Perilaku pelajar
?
3.1
MANFAAT
Manfaat penulisan ini yaitu :
1.
Bagi penulis :
dapat mengetahui dampak gobalisasi, baik positif dan negatifnya. Dan dapat membedakan
mana yang baik dan buruk dalam era globalisasi saat ini.
2.
bagi guru :
dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk mengevaluasian hasil pengajaran. Meyakinkan
siswa negatifnya globalisasi dalam kehidupan sehari-hari, secara otomatis akan
terbentuk akahlak atau perilaku yang baik.
3.
Bagi Siswa :
dapat membedakan mana negatifnya globalisasi dan dampaknya. Serta realisasi atau
aplikasi positifnya globalisasi terhadap kehidupan sehari-hari.
4.
Bagi sekolah :
menjadi bahan pertimbangan untuk memberikan sosialisai pembenaran kepada siswa,
dalam rangka pembentukan Akhlak atau
Perilaku siswa.
5.
Bagi masyarakat
: sebagai bahan informasi mengenai dampak negative dan positifnya Globalisasi dan
dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk mengukur keberhasilan yang
dicapai oleh suatu lembaga pendidikan dalam mensosialisasikan dampak negatifnya
globalisasi terhadap awak lembaganya.
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam
bab ini akan di uraikan beberapa teori sebagai dasar pemikiran untuk
mengambangkan masalah yang berkaitan
dengan judul makalah. Dari landasan teori ini, akan memberikan gambaran serta
langkah-langkah yang ditempuh untuk mengadakan penulisan. Selain sebagai dasar
untuk membenarkan sebuah teori, langkah ini juga dijadikan sebagi bahan
pembenaran.
A.
PENGERTIAN AKHLAK ATAU PERILAKU
Perilaku atau Akhlak merupakan tingkah laku atau
tanggapan seorang terhadap lingkungan, sifat-sifaat kejiawaan,akhlak atau budi
pekerti yang menjadi ciri khas seorang. [1]
secara etimologi akhlak berasal dari kata khalaqa
yang berarti mencipta, membuat, atau menjadikan. Akhlak adalah kata yang berbentuk mufrad, jamaknya adalah khuluqun, yang berarti perangkai,
tabiat, adat atau khalakun yang
berarti kejadian, buatan, ciptaan. Jadi akhlak (perilaku) adalah perangkai
tabiat atau sistim perilaku yang dibuat
manusia, bisa baik atau buruk tergantung kepada tata nilai yang dipakai sebgai
landasan, meskipun secara sosiologis di Indonesia kata akahlak sudah menjadi
konotasi baik sehingga orang berakhlak berarti orang yang berperilaku baik. Jadi,
Akhlak atau perilaku adalah hal ikhwal yang melekat jiwa, dari pada timbul
perbuatan-perbuatan yang mudah tanpa dipikirkan dan diteliti manusia. Baik kata
akhlak atau khuluk kedua-duanya dapat dijumpai dalam Al-Qur’an sebagagai
berikut :
Artinya : “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad)
benar-benar Berbudi pekerti yang agung (Q.S Al-Qalam, 68 : 4)”[2]
Sedangkan menurut pendekatan terminalogi, berikut
ini beberapa pakar yang mengemukakan pengetian Akhlak atau perilaku sebagai
berikut :
1.
Ibnu Miskawih
Bahwa akhlak
atau perilaku adalah keadaan jiwa seorang yang mendorongnya untuk melakukan
perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran terlebih dahulu.[3]
2.
Imam Al-Ghazali
Bahwa akhlak
atau perilaku adalah suatu sikap yang mengakar yang darinya lahir sebagai
perbuatan yang mudah dan gampang, tanpa perlu kepada pikiran dan pertimbangan. Jika
sikap itu yang darinya lahir perbuatan yang baik atau terpuji, baik dari segi
akal syara, maka ia disebut akhlak yang baik. Dan jika dia lahir darinya
perbuatan tercel, maka sikap tersebut disebut akhlak buruk. [4]
3.
Ahmad Amin
Sementara orang
mengetahui bahwa yang disebut akhlak atau perilaku yaitu kehendak yang
dibiasakan. Artinya, kehendak itu bisa membiasakan sesuatu, kebiasaan itu
dinamakn akahlak atau perilaku. Menurut kehendak ialah ketentuan dari beberapa
keinginan manusia setelah imbang, sedang kebiasaan merupaka perbuatan yang
diulang-ulang sehingga mudah melakukannya, masing-masing dari kehendak dan
kebiasaan ini mempunyai kekuatan lebih besar, kekuatan inilah yang bernama
akhlak.
Jika diperhatikan dengan seksama, tampak bahwa
sleuruh defenisi aklak sebagai mana tersebut di atas tidak ada yang saling
bertentangan, melainkan saling melengkapi, yaitu sifat yang tertanam kuat dalam
jiwa yang Nampak dalam perbuatan lahiriah yang dilakukan dengan mudah, tanpa
memerlukan pemikiran lagi yang tertanam sudah menjadi kebiasaan.
Jika dikaitkan dengan kata islami, maka akan
berbentuk akhlak islami, secra sederhana akhlak islam diartikan sebagai akhlak
yang berdasarkan ajaran islam atau akhlak yang bersifat islami. Dengan demikian
akhlak islami adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah, disengaja, mendarah
daging dan sebenarnya berdasarkan pada ajaran islam. Dilihat dari segi sifatnya
yang unifersal, maka akhlak islami juga bersifat unifersal.
Dari defenisi di atas dapat ditarik kesumpulan bahwa
dalam menjabarkan akhlak atau perilaku unifersal de perlukan bantuan pikiran
akal manusia dan kesempatan social, yang terkandung dalam ajaran etika dan
moral. Menghormati kedua orang tua misalnya, dalah akhlak yang bersifat mutlak
dan universal di kalangan pelajar sebagai seorang yang terpelajar. Sedangkan bagaimana
bentuk dan cara menghormati orang tua itu dapat dimanifestasikan oleh hasil
pemikiran manusia.
Jadi, akhlak islam bersifat mengarahkan, membimbing,
mendorong, membangun peradaban manusia dan mengobati penyakit social pada zaman
era globalisasi seperti ini. Serta tujuan berakhlak yang baik untuk mendapatkan
kebaikan. Dengan demikian akhlak islami lebih baik dari akhlak lainnya.
B. DAMPAK
GLOBALISASI TERHADAP AKHLAK ATAU PERILAKU PELAJAR
Globalisasi adalah
sebuah fakta kehidupan yang tidak dapat kita hindari lagi. Surat kabar dan
media elektronik setiap hari memberikan tentang berbagai hal, seperti sinetron
yang ditonton, berita atau informasi, filem, entertaiment, cerita dan lain sebagainya.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi ini, tidak
diragukan lagi, telah menimbulkan revolusi dalam kehidupan manusia pada abad
modern ini. Hampir tidak ada bidang kehidupan manusia yang luput dari jangkauan
kemajuan tersebut. Dalam bidang komunikasi massa-baik media massa, media cetak
maupun elektronik.[5]
Namun media-media tersebut sangatlah berdampak pada akhlak atau Perilaku
Pelajar, jika tidak difilterisasi dengan baik Ada beberapa media yang dapat
berdampak buruk pada perilaku Pelajar :
1. Media
Monster Bermata Satu atau Televisi
Di Negara kita, televisi
pertama kali diperkenalkan kepada umum pada tahun 1962. Televisi pada waktu itu
di tana air kita menjadi milik sebagian anggota kecil keluarga atau masyarakat
dan merupakan barang mewah yang sangat diimpikan. Didalam televisi banyak hal
yang di tampilkan baik hal yang berupa informasi, hiburan, infotaitment dan lain-lain.
Tapi sebenarnya, tanpa disadari kita telah terjebak dalam suatu bahaya yang
ditimbulkannya. Sebelum adanya televisi ke rumah-rumah, kita bisa menikmati
waktu senggang sepuasnya. Menikmati kesenangan yang berdinamika dan berbudaya,
rekreasi keluar rumah, mengunjungi tetangga, ke pantai, berolah raga, bercumbu dengan alam. Dan saat ini,
kesempatan – untuk menyadari hakekat alam itu telah berlalu. Sedikit demi
sedikit, hak kita untuk menikamti realitas alam itu telah digerogoti oleh televisi.
Di luar kesadaran, kita telah mengingatkan diri kepada acara-acara televisi. Kita
menjadi lebih senag duduk berjam-jam di depan televisi dari pada ke luar rumah.
begitu pula pekerjaan rumah menjadi terlalaikan karena ke asyikan meonoton “Si Monster
Bermata Satu” ini. [6]
Kerusakan moral
Pelajar, akibat menonton acara sebenarnya belum pantas untuk disaksikan. Acara untuk
pelajar biasanya disuguhkan pada sore hari. Tapi control orang tua yang kurang
akurat membiarkan anaknya sebagai Pelajar menonton sampai larut malam. Tontonan
yang disuguhkan baik dari segi cerita maupun tema tidak sesuai dengan Pelajar. Mereka
hanya menyimak adegan-adegan menyeramkan, menakutkan, merangsang, secara
psikologis tidak baik untuk sikap dan akhlak. [7]
Dari contoh di atas
kita lihat televisi telah mempu merusak akhlak menghentikan kegiatan dan
aktivitas manusia yang mestinya tetap jalan. Dan ini tidak akan kita sadari.
Dengan kebiasaan duduk dan berkhayal didepan televisi timbulah perilaku atau akhlak,
mental pasif, malas, berat mengerjakan ini dan itu. Segalanya ingin serba
gampang seperti yang disajikan filem-filem di layar televisi. Menjadi penonton
untuk orang bekerja ketimbang kita yang melakukan. Ini menjadi lebih buruk
apabila pihak penyelenggara riaran televisi tidak menyadari hal ini, dengan
tetap menyiarkan acara-acara yang dapat menambah subur mental dan akhlak
semacam diatas.[8]
2. Media
Cetak
Adalah salah satu alat komunikasi massa yang
diterbitkan dalam bentuk cetakan seperti Koran, majalah dll.[9] Dewasa
ini, penggunaan media sebagai salah satu sarana dalam memberikan informasi
kepada masyarakat luas semakin meningkat. Perkembangan media cetak memberikan kesempatan yang sangat
luas besar bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi mengenai suatu produk
atau perusahaan. Dengan perkembangbiakan media yang sangat pesat sekarang ini,
sangat sulit untuk berkomunikasi dengan konsumen yang terpecah (Alif,2008,Hal 42).
Media cetak sangatlah berpengaruh dalam
pembentukan karakter seorang pelajar, baik buruknya Tergantung media
cetak apa yang dikonsumsi.
Dalam membaca media cetak akhlak atau perilaku
soerang pelajar akan menjadi baik jika media cetak yang dibaca adalah media
cetak yang positif. media positif yang dimaksud adalah media cetak pembelajaran yang menambah wawasan dan memiliki
manfaat seperti menambah informasi, pengetahuan dll, dalam interaksi seorang pelajar terhadap
lingkungan sekitarnya. Namun dalam positifnya media cetak memiliki beberapa hal
negative, contohnya
media cetak porno yang dikemas halus dalam media cetak entertaintment yang
sering di konsumsi oleh para pelajar, hal ini sangat berpengarauh terhadap
keperibadian pelajar, dan penilaian karakter seorang pelajar. Dampaknya :
a) Merubah kepribadian secara
drastic,penantang, pemarah dan pelawan.
b) Masa bodoh terhadap dirinya,
semangat belajar menurun, berperangai seperti orang gila.
c) Kejahatan sexual menjadi menkuak
termasuk anak-anak dibawah umur.
d) Hilangnya norma-norma hidup beradat,
beragama, dan melecehkan norma hukum.
e) Berperilaku menjadi penyiksa, putus
asa, pemalas.
f)
Tidak
mempunyai harapan masa depan.
g) Kesukaan mengambil (mencuri), milik
orang lain.
h) Berbuat mesum.
i)
Mengganggu
ketertiban umum.
j)
Tidak
ada penyesalan berbuat kesalahan
jika diperhatikan dan
decerna dengan baik, tampak bahwa media masa di era globalisasi ini sangat
merusak moral dan akhlak para pelajar. Kalau di presentase 80 % media massa lebih
memberikan ke hal negative dan 20 % lebih ke hal positif. Media televisi yang
membentuk karakteristik seorang pelajar yang malas,, media cetak yang membentuk
akhlak dan sikap Pelajar yang tidak berkharisma kepribadian.
Jadi, dominannya massa
era globalisasi saat ini adalah pada pembentukan karakter buruk pada Para
pelajar.
C.
MENGURANGI DAMPAK NEGATIF GLOBALISASI TERHADAP
AKHLAK ATAU PERILAKU PELAJAR.
1.
Membentuk
generasi masa depan, mestilah diyakinkan bahwa Generasi muda akan menjadi aktor
utama dalam pentas kesejagatan . Karena itu, generasi muda (Pelajar) harus dibina
dengan budaya yang kuat berintikan nilai-nilai dinamik yang relevan dengan
realiti kemajuan di era globalisasi. Generasi masa depan (era globalisasi) yang
diminta lahir dengan :
a. Budaya
luhur
b. Kreatif dan dinamik,
c. Memiliki utilitarian ilmu berasaskanepistemologi Islam yang jelas,
d. (world view) yang integratik dan sifatnya (bermanfaat untuk semua, terbuka dan tran sparan).
b. Kreatif dan dinamik,
c. Memiliki utilitarian ilmu berasaskanepistemologi Islam yang jelas,
d. (world view) yang integratik dan sifatnya (bermanfaat untuk semua, terbuka dan tran sparan).
2.
Perkembangan
kedepan banyak ditentukan oleh peranan remaja sebagai generasi penerus dan
pewaris dengan kepemilikan ruang interaksi yang jelas untuk menjadi agen
sosialisasi guna menggerakkan kelanjutan survival kehidupan kedepan.
3. kita memerlukan generasi yang
handal, dengan beberapa sikap: Daya kreatif dan innovatif, dipadukan dengan
kerja sama berdisiplin, kritis dan dinamis, memiliki vitalitas tinggi. Tidak
mudah terbawa arus, sanggup menghadapi realita baru dierakesejagatan.
4.
Memahami
nilai-nilai budaya luhur, siap bersaing dalam knowledge based society, punya
jati diri yang jelas, hakekatnya adalah generasi yang menjaga destiny, individu
yang berakhlak berpegang pada nilai-nilai mulia iman dan taqwa Motivasi yang
bergantung kepada Tuhan, yang patuh dan taat beragama akan berkembang secara pasti
menjadi agen perubahan. Memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agama
sebagai kekuatan spritual, yang memberikan motivasi emansipatoris dalam
mewujudkan sebuah kemajuan fisik-material, tanpa harus mengorbankan nilai-nilai
kemanusiaan.
5.
Generasi
kedepan wajib digiring menjadi taat hukum. Upaya ini dapat dilakukan dengan
cara : Memulai dari lembaga keluarga dan rumah tangga, memperkokoh peran orang
tua, ibu bapak. Fungsionalisasi peranan ninik mamak dan unsur masyarakat secara
efektif. Memperkaya warisan budaya dengan setia mengikuti dan mempertahankan,
bertumpu kepada cita rasa patah tumbuh hilang berganti
Menanamkan aqidah shahih (tauhid) akhlak atau perilaku, dan istiqamah pada agama yang dianaut. Menularkan ilmu pengetahuan yang segar dengan tradisi luhur. Apabila sains dipisah dari aqidah syariah danakhlaq akan melahirkan saintis tak bermoral agama, konsekwensinya ilmu banyak dengan sedikit kepedulian. Menanamkan kesadaran tanggung jawab terhadap hak dan kewajiban asasi individu secara amanah, penyayang dan adil dalam memelihara hubungan harmonis dengan alam.
Menanamkan aqidah shahih (tauhid) akhlak atau perilaku, dan istiqamah pada agama yang dianaut. Menularkan ilmu pengetahuan yang segar dengan tradisi luhur. Apabila sains dipisah dari aqidah syariah danakhlaq akan melahirkan saintis tak bermoral agama, konsekwensinya ilmu banyak dengan sedikit kepedulian. Menanamkan kesadaran tanggung jawab terhadap hak dan kewajiban asasi individu secara amanah, penyayang dan adil dalam memelihara hubungan harmonis dengan alam.
6.
Teguh
politik, kukuh ekonomi. Melazimkan musyawarah dengan disiplin. Bijak memilih
prioritas pada yang hak sebagai nilai puncak budaya Islam yang benar. Sesuatu
akan selalu indah selama benar.
BAB III
METODOLOGI PENGUMPULAN DATA
4.1 Tekhnik pengumpulan data
Dalam
penulisan kali ini penulis menggunakan tekhnik pengumpulan data sebagai berikut
:
Metode Telaah Pustaka : yang dimaksud yaitu menelaah berbagai literatur
sebagai sumber acuan.
[1] Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta
: Reality Publisher) hal 337 dan 511
[2] Al-Qur’an dan Terjemah,departemen Agama Republik Indonesia, (Jakarta
: CV Toha Putra)
[3] Zhruddin AR, h.1
[4]
H. Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf, (PT. Mitra Cahaya Utama,
2005), Cet ke-2,
[5]
Azra. Azyumardi, Pendidikan dan Agama Akhlak (Ciputat :
PT. Logos Wacana Ilmu, 2001), hal 91
[6]
ibid. h.93
[7]
Ibid. hal, 96
[8] Ibid. hal,94
[9] Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta
: Reality Publisher) hal 441